Gambar Pengolahan Limbah Sayur.
Produktivitas ternak sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan pakan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Penyempitan
lahan padang rumput diperkotaan banyak dialih fungsikan untuk perumahan,
sehingga perlu dicarikan alternatif pengganti hijauan salah satu alternatif
tersebut adalah limbah sayuran yang sangat banyak tersedia di pasar ataupun
limbah rumah makan.
Ada beberapa jenis limbah sayuran
pasar dapat digunakan sebagai pakan ternak ruminansia diantaranya adalah bayam,
kangkung, kubis, kecamba kacang hijau,daun kembang kol, kulit jagung, klobot
jagung dan daun singkong. Limbah sayuran pasar yang dominan ada di pasar antara
lain kol, caisim, daun kembang kol, kulit toge, serta sawi putih. Sedangkan
kulit jagung sudah banyak dipergunakan sebagai pakan langsung (tanpa proses
pengolahan) oleh beberapa peternak kambing maupun sapi.
LIMBAH SAWI
Jenis limbah sawi yang banyak di pasaran yaitu limbah sawi
hijau/caisim dan sawi putih. Sawi memiliki kadar air yang cukup tinggi,
mencapai lebih dari 95%,sehingga umumnya sawi cenderung lebih mudah untuk
diolah menjadi asinan. Jika akan diolah menjadi silase, terlebih dahulu sawi
harus dilayukan/dijemur atau dikering-anginkan untuk mengurangi kadar airnya.
Nilai energi dan protein kedua jenis sawi ini setelah ditepungkan hampir sama,
berada pada kisaran 3200 – 3400kcal/kg dan 25 – 32 g/100g.
LIMBAH KOL
Limbah kol yang didapatkan di pasar, merupakan bagian kol
hasil penyiangan. Limbah kol di Pasar Induk Kramat Jati, dapat mencapai 17,2%
dari total jumlah kol yang masuk setiap hari. Kol juga termasuk sayuran dengan
kadar air tinggi(> 90%) sehingga mudah mengalami pembusukan/kerusakan.
LIMBAH KULIT KECAMBAH TAOGE
Kulit kecambah taoge pada umumnya menjadi limbah di
pasar-pasar tradisional. Belum banyak orang yang memanfaatkan kulit kecambah
taoge, hanya sebagian kecil orang yang memanfaatkan kulit kecambah taoge untuk
campuran pakan itik. Dari berbagai jenis limbah organik pasar yang pernah
digunakan dalam pengkajian tepung limbah organik pasar, kulit toge merupakan
jenis limbah yang paling berpotensi untuk dibuat menjadi tepung limbah.
Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari hanya membutuhkan waktu rata-rata
2 hari, dengan kadar air 65 –70%. Dari hasil analisa, tepung kulit kecambah
toge dapat menjadi salah satu pakan sumber energi, dengan kandungan energi
metabolis sebesar 3737 kcal/kg.
LIMBAH DAUN KEMBANG KOL
Daun kembang kol merupakan bagian sayuran yang umumnya tidak
dimanfaatkan untuk konsumsi manusia. Meski demikian, hasil analisa menunjukkan
bahwa tepung daun kembang kol mempunyai kadar protein yang cukup tinggi, yaitu
25,18 g/100g dan kandungan energi metabolis sebesar 3523 kcal/kg.
LIMBAH JAGUNG
Limbah pasar yang berasal dari jagung ada dua macam, kulit
jagung dan tongkol jagung/janggel. Kulit jagung manis mempunyai kadar gula yang
cukup tinggi, sehingga berpotensi untuk dijadikan silase. Sedangkan tongkol
jagung/janggel merupakan bagian dari buah jagung setelah bijinya dipipil.
Limbah jagung pada umumnya mempunyai kelemahan kadar protein yang cenderung
rendah serta serat kasar yang cenderung tinggi. Untuk mengatasi kelemahan
tersebut, limbah jagung sesuai untuk diolah menjadi silase.
Limbah sayuran akan bernilai guna jika dimanfaatkan sebagai
pakan melalui pengolahan. Hal tersebut karena pemanfaatan limbah sayuran
sebagai bahan pakan dalam ransum harus bebas dari efek anti-nutrisi, terlebih
toksik yang dapatmenghambat pertumbuhan ternak yang bersangkutan. Limbah
sayuran mengandung antinutrisi berupa alkaloid dan rentan oleh pembusukan
sehingga perlu dilakukan pengolahan ke dalam bentuk lain agar dapat
dimanfaatkan secara optimal dalam susunan ransum ternak dan dapat disimpan
dalam kurun waktu yang cukup lama sebagai cadangan pakan ternak saat kondisi sulit
mendapatkan pakan hijauan.
Pengolahan limbah sayuran menjadi tepung merupakan salah
satu upaya untuk memperpanjang masa simpan, dimana kandungan kadar airnya
rendah sehingga aktivitas air yaitu jumlah air bebas yang dapat dimanfaatkan
oleh mikroorganisme sedikit jumlahnya. Hampir semua jenis limbah sayuran dapat
diolah menjadi tepung.
Pengolahan bahan pakan menjadi silase. Silase merupakan
bahan pakan dari hijauan pakan ternak maupun limbah pertanian yang diawetkan
melalui proses fermentasi anaerob dengan kandungan air 60 – 70%. Kadar airbahan
yang akan diolah menjadi silase tidak boleh terlalu rendah maupun terlalu
tinggi. Untuk bahan-bahan yang memiliki kadar air cukup tinggi (> 80%),perlu
dilakukan pelayuan, penjemuran atau dikering-anginkan terlebih dahulu sebelum
proses pembuatan silase dimulai untuk menurunkan kadar airnya.
Wafer pakan dibuat dengan menggunakan teknik pengepresan
dengan mesin kempa dengan bantuan panas dan tekanan. Komposisi zat makanan
dibuat menyerupai komposisi hijauan pakan sehingga diharapkan dapat disukai
ternak(palatable) sehingga dapat diberikan dengan maksimal dan dapat mengatasi
kelangkaan hijauan pada musim kemarau. Berdasarkan hasil
penelitian memanfaatkan wafer yang komposisinya berasal dari tiga
jenis limbah sayuran (klobot jagung, kulit ari kecamba toge, dan daun brokoli)
menghasilkan pertambahan berat badan domba sebesar domba sebesar 137,30 g/hari/.
Hal ini membuktikan bahwa pakan wafer berpengaruh baik terhadap performans
ternak domba penggemukan.
Pemanfaatkan limbah sayuran pasar sebagai pakan ternak dapat
menjamin ketersedian hijauan dimusim kemarau, peternak tidak membutuhkan waktu
dan tenaga untuk mencari rumput dan dapat membantu pemerintah dalam
mengatasi masalah sampah.
Sebagai wujud kepedulian lingkungan tidak ada salahnya kita
mencoba mengolah sampah sebagai bahan pakan ternak kita . Mencoba bisa dimulai
dari quota sedikit dulu. Membuat pakan dari sampah di mulai dengan pemisahan
sampah organik dan anorganik, dilanjutkan dengan pencacahan,fermentasi,
pengeringan, penepungan, pencampuran, dan pembuatan pelet.
Pemisahan sampah organik dari sampah anorganik dimaksudkan
agar sampah yang diolah hanya yang dapat dicerna oleh ternak serta
menghindarkan ternak dari mengkonsumsi bahan-bahan beracun atau yang mengandung
logam berat. Pemisahan sebaiknya dapat dilakukan di tingkat produsen sampah
(pasar atau rumah tangga). Oleh karenaitu, untuk program massal perlu
disediakan tempat sampah organik dan anorganik di tingkat produsen sampah.
Sampah dari rumah sakit dan pabrik yang banyak mengandung logam berat atau
bahan beracun seyogianya dihindari.
Sampah organik yang telah terpisah dari bahan lain selanjutnya dicacah dengan
alat atau mesin pencacah agar bentuknya lebih kecil dan untuk memudahkan
fermentasi.
Fermentasi dimaksudkan untuk meningkatkan kandungan gizi dan nilai cerna sampah
karena kandungan gizi sampah umumnya rendah tetapi serat kasarnya relatif
tinggi.
Fermentasi dilakukan dengan menggunakan inokulan bakteri dan cara yang
tepatagar diperoleh produk yang bermutu tinggi.
Setelah difermentasi, sampah dikeringkan dengan dijemur lalu
digiling hingga menjadi tepung. Selanjutnya tepung sampah ditambah bahan lain
termasuk enzim dan diaduk dalam mesin pencampur, sehingga diperoleh pakan
komplit yang sesuai dengan kebutuhan ternak. Apabila diperlukan, semua bahan
yang sudah tercampurdibentuk pelet. Pelet pakan ternak dapat disimpan hingga 6
bulan. Idealnya ransum komplit diberikan sekitar 3% dari bobot hidup ternak per
hari. Dengan jumlah pakan tersebut, sapi tidak lagi memerlukan HMT atau rumput.
Namun sebagian petani ternyata masih memberikan rumput. Sebagai contoh,jika
ternak diberi pakan komplit 1,5% dari bobot hidup per hari, peternak tinggal
memberi rumput 50% dari kebutuhan semestinya.
KEUNTUNGAN EKONOMI
Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP
) Bali menunjukkan bahwa penggunaan pakan komplit berbahanbaku sampah sebanyak
1,5% dari bobot badan pada sapi bali selama 5 bulan,memberikan pertambahan
bobot badan rata-rata 650 g/hari. Secara ekonomis pemanfaatan sampah untuk
pakan ini sangat prospektif mengingat bahan dan biaya produksinya relatif
murah, sedangkan efeknya terhadap pertumbuhan sapi cukup baik. Berdasarkan
analisis ekonomi, penggemukan sapi dengan ransum komplit berbahan baku sampah
memberikan keuntungan sekitar 200% dibandingkan dengan cara tradisional.
Kegiatan yang dilakukan makhluk hidup banyak menghasilkan
limbah. Produksi limbah yang berlebihan dapat menimbulkan masalah bagi
lingkungan. Berdasarkan komponen penyusunnya, limbah dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu limbah organik dan limbah anorganik.
Limbah organik ialah limbah yang dapat diuraikan oleh organisme detrivor karena
berasal dari bahan-bahan organik. Contoh limbah organik ialah limbah yang
berasal dari tumbuhan dan hewan, misalnya kulit pisang, atau kotoran ayam.
Pengelolaan limbah organik yang berasal dari tumbuhan dapat dijadikan sebagai
makanan ternak, kompos, dan di daur ulang sebagai bahan kerajinan.
1. MAKANAN TERNAK
Di Indonesia, sampah organik seperti sayur-sayuran
(contohnya wortel, kubis,kol, kentang, selada air, kangkung, dan sawi) ataupun
buah-buahan (kulitpisang, kulit nenas, kulit jeruk) biasanya dimanfaatkan untuk
makanan kelinci,kambing, ayam, atau itik. Hal ini sangat menguntungkan karena
selain mengurangi jumlah sampah, juga mengurangi biaya pakan untuk hewan
ternak. Sampah organik yang mudah rusak dapat dimanfaatkan untuk makanan
ternak. Namun,sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilih terlebih dahulu
sebelum dikonsumsi ternak. Penanganan sampah organik terpisah dengan sampah
anorganik. Jika sampah organik bercampur dengan sampah yang mengandung
logam-logam berat, maka dapat terakumulasi di dalam tubuh ternak yang akan
membahayakan manusia pengkonsumsi daging ternak tersebut.
2. PENGOMPOSAN(COMPOSTING)
Pengomposan merupakan upaya pengelolaan limbah dari
tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan prinsip penguraian bahan-bahan organik
menjadi bahan-bahan anorganik oleh aktivitas organisme. Proses pengomposan
menghasilkan kompos yangdapat menyuburkan tanah. Organisme yang berperan dalam
proses pengomposan ialah bakteri, cendawan, khamir, dan hewan seperti serangga,
serta cacing.
Agar pertumbuhan organisme dalam pengomposan optimum maka
diperlukan beberapa kondisi yang sesuai, diantaranya ialah campuran nutrisi
yang yang seimbang,suhu, kelembaban, udara, dan kandungan oksigen yang cukup.
Unsur hara dalam pupuk kompos lebih tahan lama jika dibandingkan dengan pupuk
buatan.
Sistem pengomposan memilki beberapa keuntungan, diantaranya adalah:
- Kompos merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak
merusak lingkungan.
- Bahan yang dipakai tersedia.
- Masyarakat dapat membuatnya sendiri (tidak memerlukan peralatan
yang mahal).
3. DAUR ULANG (RE-CYCLE)
Masyarakat Indonesia secara tradisional memiliki kebiasaan
melakukan daurulang, misalnya pemulungan sampah. Daur ulang merupakan salah
satu cara untuk mengolah sampah oragnik maupun an-oragnik menjadi benda-benda
yang bermanfaat.Daur ulang mememiliki potensi yang besar untuk mengurangi
timbunan, biaya pengolahan, dan tempat pembuangan akhir sampah.
Manfaat dari daur ulang adalah berikut ini.
Menghindari pencemaran atau kerusakan lingkungan.
Melestarikan kehidupan makhluk hidup di suatu lingkungan.
Menjaga keseimbangan ekosisitem.
Mengolah sampah organik dan anorganik.
Mendapatkan produk hasil yang berguna.
Memperoleh tambahan penghasilan.
Daur ulang diperoleh setelah melalui tiga tahapan berikut
ini:
- Pemisahan bahan-bahan organik (sampah tumbuh-tumbuhan
dan hewan) dan anorganik (seperti kaleng, tembaga, botol, dan plastik).
- Penyimpanan bahan-bahan dari sampah tumbuhan dan hewan
yang dapat dijadikan kompos dan pengolahan kaleng, plastik, dan botol
bekas.
- Pengiriman/penjualan kepada pemulung atau pun pabrik.
Salah satu contoh sampah yang dapat di daur ulang adalah
sampah kertas. Sampah kertas berasal dari rumah tangga maupun industri,
misalnya dari kegiatan administrasi perkantoran, pembungkus makanan, dan media
cetak. Sampah kertas dapat dimanfaatkan menjadi tempat surat, keranjang sampah,
tas, tempat buku,rak kecil, dan lainnya yang memiliki nilai jual tinggi bila
mendapat sentuhan teknologi dan seni.
Selain itu, bahan gelas yang pecah dapat di daur ulang menjadi botol
kecap,botol sirup, piring dan gelas yang baru. Aluminium dapat didaur ulang
menjadi kaleng pengemas, sementara baja dijadikan bahan baku pembutan baja
baru, dan plastik dimanfaatkan menjadi aneka produk seperti tas, botol minuman,
wadah minyak pelumas, botol minuman, dan botol shampo.
Macam-macam limbah lainnya dapat dimanfaatkan secara
langsung tanpa menunggu dan melakukan proses daur ulang, seperti:
- Ampas tahu, menjadi
bahan makanan ternak (pakan ternak) yang menambah bobot tubuh hewan ternak
secara langsung karena mengandung protein yang tinggi.
- Enceng gondok,
dapat diolah menjadi barang kerajinan seperti tas, sepatu, tempat kosmetik
dan lainnya.
- Sampah organik,
seperti daun-daun dan kotoran ternak dijadikan pupuk hijau dan kompos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Selamat datang, terimakasih sudah berkunjung.
Mohon gunakan bahasa yang sopan dalam berkomentar.
Jika ingin minta data postingan ini, silahkan chat pada kolom yang disediakan.
Terimakasih