Ilustrasi gambar sekolah di Palestina.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA)
mengatakan setidaknya 45 sekolah di Palestina tengah menghadapi ancaman
kehancuran yang dilakukan oleh otoritas Israel. Dalam sebuah pernyataan yang
dikeluarkan, Koordinator aksi OCHA untuk wilayah pendudukan Palestina, Roberto
Valent menunjukkan, sebuah sekolah Palestina di Yerusalem Timur dihancurkan
oleh tentara Israel.
"Pembongkaran tersebut dilakukan dengan alasan
tidak adanya izin yang dikeluarkan oleh Israel, yang hampir tidak mungkin
diperoleh," kata Valent, dilansir dari Anadolu Agency, Senin (5/2).
Seperti halnya di Abu Nuwar, Valent mengatakan,
ratusan anak-anak yang mengikuti salah satu dari setidaknya 45 sekolah di Tepi
Barat (37 di Area C dan 8 di Yerusalem Timur) dengan perintah pembongkaran yang
tertunda tengah hidup dalam ketidakstabilan. Menurutnya, mereka hidup dengan
kekhawatiran pembongkaran sekolah, yang mengancam akses mereka terhadap
pendidikan.
Menurut pernyataan tersebut, tentara Israel
menghancurkan dua ruang kelas yang melayani 26 anak sekolah Palestina di Badui
dan komunitas pengungsian Abu Nuwar, yang berada di Area C di pinggiran kota
Yerusalem. Pendidikan anak-anak di sekolah tersebut didanai oleh Uni Eropa.
Namun, dikatakan, bahwa pembongkaran tersebut terjadi tanpa izin.
Valent mengatakan, Abu Nuwar adalah salah satu
komunitas yang paling rentan yang membutuhkan bantuan kemanusiaan di Tepi Barat
yang diduduki. Kondisi yang dihadapinya juga mewakili banyak komunitas
Palestina, di mana kombinasi antara kebijakan dan praktik Israel dilakukan.
Termasuk pembongkaran dan akses terbatas untuk layanan dasar seperti
pendidikan, telah menciptakan lingkungan yang koersif yang melanggar hak asasi
manusia warga di sana dan menimbulkan risiko pemindahan paksa.
"Ini adalah insiden pembongkaran atau penyitaan
keenam di sekolah Abu Nuwar oleh pemerintah Israel sejak Februari 2016,"
tambahnya.
Komunitas Abu Nuwar Bedouin yang beranggotakan 700
orang berada di wilayah C. Mereka menolak untuk meninggalkan desa mereka,
meskipun mendapat ancaman dan tekanan terus menerus dari pihak berwenang
Israel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Selamat datang, terimakasih sudah berkunjung.
Mohon gunakan bahasa yang sopan dalam berkomentar.
Jika ingin minta data postingan ini, silahkan chat pada kolom yang disediakan.
Terimakasih