Af’al Bahwa salah satu jalan untuk menghindari hal-hal yang menjadi perintang salik dalam masa perjalanannya iyalah syuhud dalam bashirah hati,bahwa segala yang terjadi, baik dan buruk, semua gerak dan diam,semua yang terjadi dan berlaku di alam ini dalam pandangan haqiqat, ayatu dalam pandagan bashirah ( bukan padah pandangan lahir ). Semuanya dari Allah SWT.sesuai dengn bunyi Rukun Iman yang ke Enam
Wa bil qadri khayri hi wa sarri hi mina llahi ta’ala
Artinya : “dan dengan qadar baik dan buruk semuanya dalam pandangan hakikat dari Allah SWT.”
Jika dikatakan orang bahwa sesuatu terjadi karena makhluq,ini adalah sebutan majaz,(pinjaman) sebutan lidah lahir, bukan pegangan haqiqat di dalam hati.
Dengan pandagan inilah bashirah hati dapat melihat dengan tampak bahwa segala perbuatan tidak ada yang terlepas dari ketentuan Allah SWT seperti firman Allah dalam surah Ash-Shaaffaat ayat 96
Wa llahu khalakakum wa ma ta’maluw na (Ash-Shaaffaat ayat 96 )
Artinya : “Allah SWT telah menjadikan kamu dan segala sesuatu yang kamu perbuat.”
Semua sesuatu beserta apapun itu gerak dan harkatnya tidak ada yang berdiri sendiri,tidak ada yang bergerak sendiri,semua dengan izin Allah dan semua qaim/berdiri berhajat ke pada Allah .tidak ada perbuatan seorang hamba yang terjadi karena kebetulan,semua telah terdahuluh dalam Ilmu Tuhan,tidak menyompan dari qadah dan qadar-Nya.
Wahai hamba !!! jauhilah adanya sesuatu pandangan dalam syuhud hati,bahwa ada sesuatu perbuatan selain dari Allah, karena hal ini akan menjadi hijab/dinding yang dapat melindungi salik dari Allah SWT Firman Allah
Wa ma ra mayta is ra mayta wa lakinna llaha ra may
Artinya : “bukanlah engkau yang melempar ( hai Muhammad ) ketika engkau bergerak melempar,teapi Tuhanlah yang melempar.”
Wa la haw la wala quwata Illa Billahil aliyyil adziymi
Artinya : Tidak ada daya dan tidak ada kekuatan melainkan dengan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Besar.”
Maka nyatalah dalam pandangan hakikat. Bahwa,segala semua perbuatan dari Allah. Rasulullah tidak berbuat apa-apa terhadap orang-orang Thif yang menganiaya belio meskipun Saidina Jibril menawarkan diri siap melaksanakan apa saja untuk memberikan pembalasan terhadap mereka. Rasulullah tetap menolak karena pandangan haqiqat pada nisbah perbuatan semua dari Allah.
Rasulullah hanya mendo’akan
Allahumma hedi qaumiy fainnahum la ya’alamuw na.
“ ya Allah berilah kaumku petunjuk karena mereka masih belum menyadari “
Allahumma inniy auw subika min sahatiqa
“Ya Allah aku berlindung dengan engkau dari kemurkaan Engkau.”
Dengan maksud berlindung dengan Allah dari segala yang tidak diinginkan yang datangnya menurut pandangan haqiqat dari Allah juga.
Rasulullah hanya mendo’akan
Allahumma hedi qaumiy fainnahum la ya’alamuw na.
“ ya Allah berilah kaumku petunjuk karena mereka masih belum menyadari “
Allahumma inniy auw subika min sahatiqa
“Ya Allah aku berlindung dengan engkau dari kemurkaan Engkau.”
Dengan maksud berlindung dengan Allah dari segala yang tidak diinginkan yang datangnya menurut pandangan haqiqat dari Allah juga.
Firman Allah : Qul qullo min inddi llahi
Artinya :“katakan hai Muhammad semua peristiwa dari sisi Allah SWT .” ( an- Nisa 78 )
Untuk memiliki pandangan ini seorang salik melatih diri sedikit demi sedikit,melakukan ryadah setiap waktu agar lebih banyak mempunyai pandangan musyahada yang tidak samar-samar dan tidak ragu-ragu, pandangan tahqiq yang tidak terpengaruh oleh keadaan-keadaan lahir pada haqiqatnya dari Allah SWT.Jika selalu berpandangan demikian maka engkau telah berada pada suatu martabat tauhidul af’al,suatu kedudukan yang tidak memandang dalam akwan ini adanya suatu perbuatan selain Allah SWT.seseorang membuat misal sekedar untuk mendekatkan pengertian.
Makhluk dengan gerak dan harkatnya adalah umpama permainan sandiwara yang dilakukan oleh beberapa orang pemain dan disaksikan oleh parah pennton.
Permainan sandiawara yang indah inilah membuat penontong terpesoa dan riang gembira,terkadang sedih,tertawa,beduka,mereka tidak sadar kalau ini hanyalah sandiwara bukan kejadian yang sebenarnya. Dibalik layar permainan sandiwara duduk seseorang dengan buku catatannya sambi mencatat memperhtikan dengn seksama jalanya permainan,itulah sutradara.
Sangat sedikit penoton yang menyadari,hanya penonton yang arif memandang bahwa kedudukan semua pemain adalah mazhar/kesadaran kehendak sutradara,gerak dan harkat mereka majzi dan khayali,gerak yang sebenarnya dan yang haqiqi adalah di dalam alam pikiran sutradara.
Begitu juga makhluk dengan segala perbuatan dan gerak harkatnya,tidak ada pada makhluk daya dan kuat semua adalah daya dan kuat datang dari Tuhan.Disebut orang hamba yang berbuat adalah sebutan majaz ( pinjaman ) sesuai dengan pandangan lahir,tetapi pandangan batin atau pandangan haqiqat yang terletak didalam bashirah,itu adalah perbuatan Tuhan disandarkan pada hamba.
Berpegang tegulah pada syari’at Nabi Muhammad saw. Dengan jalan mengerjakan perinta Allah dan menjaihi laragan Allah dan Rasul-Nya .disamping melaksanakan hukum-hukum syara’engkau tetap beri’tikad bahwa perbuatan segala perbuatan datang dari Allah.hanya dengan demikian engkau akan terlepas dari perbuatan sirik yang samar-samar maupun yang tampak nyata. Karna sirik ada dua macam
1. Syrik jali
2. Syirik Khafi
1. Syirik jali
menyekutukan Allah dengan nyata : menyangka adanya kekuatan gaib yang mendatangka manfaat dan mudharat pada pohong kayu,memgangap adanay kekuatan yang tersimpang pada hitungan huruf-huruf nama yang bisa mendatangkan keberuntungan atau kesensaraan dalam hidup,garis tangan-garis tangan bisa mendatagkan nasib baik dan buruk.kesemuanya itu termasuk syrik jali atau syirik yang nyata.
2. Syirik Khafi
siyrik yang tersembunya atau samar samar tidak nyata kecuali jika dipikirkan baik baik : seperti sifat kibir ,ujub,ria,dan penyakit ria termasuk syrik tersembunyi sebagainya. Rasulullah saw menamakan dengan siyirik asghar atau siyirik halus dengan sabdanya :
Artinya: sesunguhnya yang sangat aku takutkan atas kamu yaitu syirik asghar.sahabat bertanya : apa syirik asghar itu hai Rasulullah ? belio menjawab iyalah RIA . MIFTAH-MA’RIFAT ( KUNCIMAKRIFAT)hlm 16-17
Apa sebab hal-hal seperti ini dikatakan syirik karena ada terselip sifat keakuan ( ananiyah )terdinding karena keakuan itu kepada Allah SWT. Al-Qur-an dengan
firma- Allah :
Wa ma yuw minu aqsaru hum bi llahi illa wa hum mmusrikuw na
Artinya : dan tidak beriman kebanyakan mereka kepada Allah melainkan mereka adalah syirik ( menyekutukan Tuhan dengan yang lainya. ( surah Yusuf 106 ) Sangat fatal seorang hamba yang mempunyai dua keyakinan,atas kekuatan Tuhan dan keyakinan atas kekuatan yang lain
Firman Tuhan :
Inna llaaha laa yagefiru an yusra ka bihi wa yagefiru ma duw na saalika
Artinya : sesugguhnya Allah tidak mengampunih apabila disekutukan dengan-Nya sesuatu yang lain, dan ia ( Allah ) akan menganpuni dosa selain dari itu . ( surah An-Nisa 48 )
Syekh Abdul Wahab Sya’rani berkata menukil dari perkatan Ibnu ‘Arabi dalam kitab Futuhat Al-Makkiyah pada bab 420
“ BAHWA SANYA SEGALA PERBUATAN ADALAH DARI ALLAH TA’ALA JUGA, HANYA ALLAH MENYANDARKAN PERBUATAN ITU KEPADA HAMBA KARENA HAMBA TEMPAT MENGGUNG SIKSA DAN PAHALA,PADAHAL SEMUA PERBUATAN DARI ALLAH SWT.PADA HIKIKATNYA.”
Ketika salik masi berada dalam hijab,hamba mendakwakan bahwa segala perbuatan itu dari dirinya,maka meyandarkan Allah SWT.perbuatan itu pada hamba dengan sekira-kira dakwa hamba yang berbuat,sebagai cobaan atau ujian dari Allah kepada kitan.
Ketika salik masuk ke hadrat ihsan maka tipislah dinding hijab dan melihat kita bahwa segala perbuatan terbit dari Allah SWT.bukanlah dari kita yang mengamalkan segala amal dan segala perbuatan.
Ketika masuk kepada musyahadah,berhati-hatilah jangan sampai tergelincir dalam menisbahkan perbuatan kepada kita, karena sentengah dariada adab yaitu menyandarkan perbuatan kepada kita karena ta’at dengan
Firman Tuhan :
Ma asa baka min hasanateeg famina llahi wa ma asabaka min sayyiateeg famin nafesika ( surah An-Nisa 79 )
Artinya : apa –apa yang mengenai engkau daripada kebajikan adalah daripadah Allah SWT. Dan apa-apa yeng mengenai engkau dari kejahatan adalah dari engkau sendiri.( surah An-Nisa : 79 )
Firman Tuhan : ( Surah Al-Anbiya : 23 )
Laa yus’alu amma yaf’aluu wa hum yuse’aluw na
Artinya : Tidak ditanyak tentang apa yang diperbuat Tuhan dan merekalah yang ditanyak tentang perbuatan mereka” ( Surah Al-Anbiya :23 )
Untuk itulah salik wajib memahami bahwa Allah hanya memberi dua Peraturang di bumi ini Yaitu perintah dan Larangan yang berdasarkan Al-Quraan dan Hadis agar salik tidak tergelincir, tidak menyimpan dari kedua aturan itu dan mengitu Rasulullah Muhammad saw.tauhidul af’al ini adalah maqam pertama bagi orang arif, dan jalan untuk memasuki maqam kedua yaitu maqam tauhidul asma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Selamat datang, terimakasih sudah berkunjung.
Mohon gunakan bahasa yang sopan dalam berkomentar.
Jika ingin minta data postingan ini, silahkan chat pada kolom yang disediakan.
Terimakasih