Kamis, 17 Mei 2018

TOLERANSI Budaya rimpu bima vs cadar.

Masalah kewajiban memakai cadar sebenarnya tidak disepakati oleh para ulama. Maka wajarlah bila kita sering mendapati adanya sebagian ulama yang mewajibkannya dengan didukung sederet dalil dan hujjah. Namun kita juga tidak asing dengan pendapat yang mengatakan bahwa cadar itu bukanlah kewajiban. Pendapat yang kedua ini pun biasanya diikuti dengan sederet dalil dan hujjah juga.


Cadar merupakan kain penutup kepala atau muka (bagi perempuan). Niqab adalah istilah syar'i untuk cadar yaitu sejenis kain yang digunakan untuk menutupi wajah. Niqab dikenakan oleh sebagian kaum perempuan Muslimah sebagai kesatuan dengan jilbab (hijab).

Rimpu merupakan sebuah budaya busana masyarakat Bima Dompu yang memiliki nilai khas kondisi daerah yang bernuansa islami.

Jika melihat kehidupan masyarakat di sekitar, banyak kita jumpai kaum wanita keluar rumahnya dengan tidak mengenakan jilbab, atau bahkan memakai rok mini yang mengumbar aurat mereka, begitu pula kaum pria, banyak di antara mereka tidak menutup aurat. Anehnya, keadaan itu dianggap biasa saja, tidak dianggap sebuah kemaksiatan yang perlu di khawatirkan. Seakan menutup aurat bukan sebuah kewajiban dan membuka aurat bukan sebuah dosa. Bahkan sebaliknya, terkadang orang yang menutup auratnya di anggap aneh, lucu dan asing. Inilah fakta yang aneh kids zaman now. Kenapa bisa seperti itu ? Jawabnya, karena jauhnya mereka dari agama Islam sehingga mereka tidak mengerti apa yang menjadi kewajiban termasuk kewajiban menjaga aurat. 

Masalah wanita merupakan masalah yang sangat rentan, sehingga masalah ini harus mendapat perhatian lebih, sebab berbagai penyimpangan moral pada umumnya wanita sangat berperan disana. Semarak akan jilbab patut kita syukuri, meskipun banyak kids jaman now yang memanfaatkan jilbab sebagai pelindung saja. Wanita yang berhijab secara kaffah akhir-akhir ini makin marak dengan semaraknya. Seyogyanya kita meluruskan aqidah dan manhaj kita agar tidak mencoreng apa yang telah diajarkan Rasulullah saw. Dan terlepas dari itu semua, yang ingin kami jelaskan disini adalah masalah toleransi bercadar mulai tergerus akibat isu BOM.

Di era jaman ke emasan sekarang, ada pemahaman bahwa tiap orang bisa benar. Tidak ada kebenaran yang mutlak. Yang ada adalah kebenaran yang relatif. Yang mutlak benar adalah pernyataan bahwa tidak-ada-yang-mutlak-benar. Oleh karena itu iman kita dapat digoyahkan hanya dengan cuitan kecil saja.

Beberapa jam yang lalu saya kecewa  terhadap berita toleransi antar sesama umat di Indonesia yang mulai tergerus akan persepsi sebagian orang yang terlalu menyoroti cadar.
(Bisa kalian luruskan pemahaman saya).

Beberapa hari terakhir kita mengetahui akan musibah yang dialami oleh keluarga kita akibat dari paham radikal segelintir orang.
Ya....!!! Karena terdapat pelaku yang bercadar, sehingga padangan seorang yang super akut mental blockpun berani mengatakan saya harus jaga jarak dengan orang seperti itu.

Oleh karenanya, mari kita segarkan pikiran dan hilangkan persepsi buruk dipikiran kita.

SAYA BERANI MENGATAKAN "BAHWA ORANG YANG BERCADAR ITU TIDAK SEBURUK YANG DIPIKIRKAN, PAHAM RADIKAL YANG PATUT DISALAHKAN KARENA CADAR ADALAH BUDAYA YANG HARUS DILESTARIKAN".

Mari kita dukung TNI dan POLRI untuk menjaga ketertiban negara ini dengan menguatkan mental hati melalui metode IMAN dan TAKWA.

Nulisnya sampai sini aja ya, udah ngantuk. Jam 01.07 😂😂😂 mau sahur bentar lagi 😅😅😅

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat datang, terimakasih sudah berkunjung.
Mohon gunakan bahasa yang sopan dalam berkomentar.
Jika ingin minta data postingan ini, silahkan chat pada kolom yang disediakan.

Terimakasih

Popular Posts

Definition List

Unordered List

Support