This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 26 Agustus 2018

Lahirkan Etilisme Lombok Menjadi Juara


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) merilis kabar bahwa korban bencana akibat gempa bumi mencapai 436 orang, mayoritas dari mereka menghembuskan nafas terakhir setelah tertimpa oleh bangunan yang dirobohkan oleh gempa berkekuatan 7 SR pada 5 Agustus 2018 lalu.

352 ribu pengungsi, 67 ribu rumah rusak serta 600-an sekolah mendapat imbas dari gempa tersebut, namun sampai saat ini sangat disayangkan mengapa bencana ini sangat lambat direspon oleh pemerintah, yang harusnya menjadi pukulan keras bagi pemerintah mengapa tidak ! kenapa bencana yang hampir meluluh lantakan seluruh pulau lombok hanya donatur dan relawan saja yang bergerak hatinya untuk menjadi patriot penolong. Pertanyaannya “kemana andil pemerintah dalam mensejahterakan rakyat” bahkan kata tersebut sudah tertuang dalam sila ke empat. Nampaknya pemerintah sudah lupa akan dasar negara dan pancasila di dalam jati dirinya.

Bencana nasional itu jika korban banyak, daerah luas, dan aparat pemerintah daerah juga lumpuh total, mengutip pemaparan “Sutopo Purwo Nugroho”. Dan masih banyak pemaparan para elit politik lainya.

Bencana ini saya samakan dengan permainan catur, jika salah langkah maka musuh akan menyerang dari berbagai arah tanpa bisa diatasi. Maksudnya begini, penentuan status keadaan darurat bencana baru bisa dilaksanakan oleh pemerintah harus didasari  oleh tingkatan bencana. “untuk tingkat nasional ditetapkan oleh presiden, tingkat provinsi oleh gubernur, dan tingkat kabupaten/ kota oleh bupati/ wali kota” sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 2008. Sudahkan anda paham maksudnya ? jadi ketika zona nyaman masyarakat sudah tidak indah dari waktu ke waktu serta bantuan yang disalurkan sudah mencapai puncak serta kejenuhan donatur berada diambang batas, lalu siapa lagi yang akan bergerak dan terketuk hatinya untuk membantu para korban gempa bumi tersebut.

Saat ini pemerintah terlalu asyik dalam memainkan kuda sehingga lupa akan arah kiri dan kanan yang sudah siap untuk menjadi penghancur gerakan al hasil akan game over ...!

Meninjau akan lokasi bencana yang dianggap parah dan tidak memiliki akses jalan yang bagus membuat tim kami harus elus dada, mengapa tidak! Karena kembali saya ulang argumen saya diatas bahwa lambatnya respon pemerintah sehingga harapan masyarakat yang begitu besar terhadap pemerintah sebagai orang tua dalam tatanan suatu negara telah mengacuhkan ribuan warga Indonesia terutama warga Lombok NTB.

Saya ucapkan banyak terimakasi kepada para donatur serta tim relawan yang rela meninggalkan keluarganya demi rasa kemanusiaan yang tinggi terhadap korban gempa Lombok NTB, dan kepada pemerintah semoga dapat diberikan hidayah bahwa sesunggunya dunia mungkin saja sudah muak akan kemunafikan yang selalu saja diulang tiap skenario.

Sabtu, 18 Agustus 2018

Kaum tsamud vs kaum milenial kaitan gempa Lombok



Kemajuan jaman yang kita rasakan saat ini membawa kita pada era dimana setiap kebutuhan dapat terpenuhi dengan menggerakan jari saja maka keinginan terebut akan terpenuhi dalam beberapa waktu. Namun disamping itu terdapat masalah yang serius  disaat dunia serba instan dan disinilah muncul rasa bangga akan kemewahan dunia sehingga kita lupa bahwa nikmat itu tidak datang dengan sendirinya.

Baru-baru ini saya dan bahkan kita semua merasakan guncangan demi guncangan dari detik demi detik gerakan bumi yang sudah tidak bersahabat lagi dengan rasa nyaman sehingga kita merasakan bagaimana rasanya 7 SR menghancurkan titipan-Nya (Allah SWT). Disini sesungguhnya kita harus merenungi bahwa siksa dunia ini tidak akan diturunkan oleh-Nya (Allah SWT) tanpa ada sebab yang mengundang/ menyertainya. Dia tidak akan menurunkan siksa-Nya secara mendadak, kecuali mayoritas penghuninya telah berbuat kerusakan. Jadi sebenarnya kerusakan apa yang telah kita perbuat ? langkah hidup ini sebenarnya sudah membawa kita kejurang penyakit sosial yang amat dalam sehingga yang ma’ruf menjadi munkar dan yang munkar menjadi ma’ruf, efeknya pihak yang berada pada level etilis adalah preman yang didukung pemodal dan orang shalih lemah dan terisolir dari akses ekonomi dan kekuasaan.

Secara umum mungkin kita berfikir bahwa mengapa ujian ini begitu berat untuk kami “sembari mengeluh akan ujian yang telah menimpa”. Sejujurnya mengeluh itu tidak akan dapat menyelesaikan masalah, karena kunci dari masalah itu sudah kita ketahui “ bima kasabat aidinnas” disebabkan banyaknya dosa-dosa mereka.

“kerusakan di darat dan di laut adalah akibat prilaku buruk manusia sendiri. Allah menimpakan azab kepada manusia akibat dari sebagian keburukan yang mereka lakukan. Dengan adanya azab itu semoga mereka mau bertaubat kepada allah.” (QS: Ar Rum [30]: 41)

Jadi itulah bentuk keadilan allah SWT di dunia. Kuncinya berbuat baik membuat kita merasa senang namun sebaliknya berbuat dosa akan dirasakan gugatan batin yang menghampiri terus-menerus. Jika tidak diselesaikan akan menjadi penyakit jiwa bahkan dosa tersebut menyakiti makhluk hidup lainnya (pepohonan dan hewan) hanya saja kita tak bisa mendengar bahwa sesungguhnya mereka menegur dan mengingatkan kita yang sudah semestinya kita harus bersahabat dengan mereka karena kelak merekalah yang akan berbicara untuk menunjukan kepada kita tempat persembunyian yahudi (pohon ghorqod).

“demi matahari dan sinarnya pada pagi hari. Demi bulan apabila mengiringinya. Demi siang apabila menampakkannya. Demi malam apabila menutupinya (gelap gulita). Demi langit serta pembinaanya (yang menakjubkan). Demi bumi serta penghamparannya. Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan) nya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. Kaum samud telah mendustakan (rasul-Nya) karena mereka melampaui batas (Zalim). Ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka. Lalu Rasul Allah (Salih) berkata kepada mereka, (Biarkanlah) unta betina dari Allah ini dengan minumannya. Namun mereka mendustakannya dan menyembelihnya, karena itu Tuhan membinasakan mereka karena dosanya, lalu diratakan-Nya (dengan tanah). Dan dia takut terhadap akibatnya. (Qs: Asy-Syams [91]: 1-15).

Sungguh dalam pelajaran yang dapat kita ambil dari arti  Qs Asy-Syams, maka dari itu semoga kita dapat bertobat dari segala kerusakan yang telah kita bina dari tahun ketahun dan kita mulai berbenah diri dari perbuatan orang-orang yang merugi dan semoga kita bukan termaksud golongan manusia yang mengulang kembali sejarah kaum tsamud.

Popular Posts

Definition List

Unordered List

Support